1. Background
Rumah Harapan Indonesia atau yang lebih sering disebut sebagai RHI yang didirikan di Semarang pada tahun 2017 ini adalah salah satu cabang RHI Jakarta, yang merupakan rumah singgah untuk anak-anak berusia maksimal 17 tahun yang sedang menjalani pengobatan dengan penyakit berat tidak menular. Umumnya, pasien di RHI berasal dari keluarga tidak mampu yang berasal dari luar kota-kota besar di Indonesia. RHI Semarang memiliki Visi, untuk dapat memberikan harapan baru bagi anak-anak sakit yang hampir kehilangan harapan, serta Misinya adalah untuk memberikan rumah tinggal sementara untuk pasien-pasien yang membutuhkan tempat tinggal serta fasilitas yang dibutuhkan sehingga pasien dan keluarga tidak lagi harus menanggung beban yang berat selama pengobatan, memberikan kesempatan kepada semua orang untuk ikut merasakan nikmatnya berbagi melalui Rumah Harapan Indonesia, hingga memastikan anak-anak yang sakit tetap mendapatkan hak untuk sehat, hak untuk bermain, dan hak untuk belajar. RHI sendiri memiliki motto, yaitu “Happiness is the best medicine”, dengan nilai yang ingin disebarkan adalah Help, Opportunity, Persistence, Empathy (HOPE).
Dalam menjalankan Visi-Misinya tersebut, RHI Semarang menawarkan beberapa program dan layanan berupa,
- Menjadi rumah singgah sementara untuk anak-anak berusia maksimal 17 tahun yang sedang menjalani pengobatan secara gratis atau tanpa dipungut biaya;
- Membantu menyediakan makanan sehat 3x sehari untuk pasien dan pendamping;
- Membantu menyediakan transportasi selama pengobatan ke rumah sakit;
- Membantu memenuhi kebutuhan pasien dan pendamping sehari-hari;
- Membantu memenuhi obat-obatan & alat medis untuk pasien yang tidak ditanggung / di cover oleh BPJS; serta
- Membantu biaya pemulangan jenazah ke daerah asal pasien.
Sedangkan untuk kegiatan RHI Semarang sendiri, ada beberapa yang sering atau rutin dilaksanakan seperti,
- Kelas Belajar Anak : Pengetahuan dasar;
- Kelas Belajar Orangtua Pasien : Mengaji, Menjahit;
- Senam (Yoga dan Zumba);
- Kelas Inspirasi;
- Piknik atau tamasya tahunan;
- Kegiatan kunjungan donatur individu, komunitas, perusahaan (stakeholder); serta
- Bermain dan belajar bersama pengurus dan volunteer RHI Semarang.
Dalam kepengurusannya, RHI Semarang diurus oleh beberapa orang dengan pembagian tugas sebagai berikut,
- Koordinator Utama RHI Semarang;
- Pendamping Pasien;
- volunteer RHI Semarang:
- Fundraising;
- Event;
- Edukasi; dan
- Pendampingan.
2. Hasil Riset
- In-Depth Interview
Pelaksanaan in-depth interview bertujuan untuk mengetahui lebih dalam terkait situasi dan masalah yang dimiliki oleh RHI Semarang yang dapat dibantu penyelesaiannya dengan pendekatan Kampanye Public Relations. In-depth interview dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Maret 2023, bertempat di kantor RHI Semarang yang ada di Jalan Puspowarno IX, No. 1, Semarang. Beberapa anggota Jingga Agency melakukan in-depth interview bersama Om Patrick, sebagai koordinator RHI Semarang. Pelaksanaan in-depth interview berpedoman pada interview guide yang telah disusun, yang mana memiliki lima subbab pertanyaan, yaitu pertanyaan mengenai RHI Semarang, program RHI Semarang, adik binaan RHI Semarang, menjadi donatur RHI Semarang, dan simpulan.
Jawaban dari in-depth interview tersebut adalah sebagai berikut: Setiap ibukota provinsi diusahakan memiliki RHI agar dapat semakin banyak membantu anak-anak yang membutuhkan rumah singgah saat sedang melakukan pengobatan di kota tersebut, terutama jika anak-anak tersebut berasal dari luar daerah. Kota Semarang merupakan kota yang menjadi cabang ke-5 RHI didirikan. Secara keseluruhan, RHI Semarang merupakan rumah singgah bagi para adik binaan (sebutan bagi anak-anak yang tinggal di RHI) yang sedang menjalankan program pengobatan di Kota Semarang, dan seluruh kebutuhan dipenuhi oleh yayasan. Seluruh adik binaan RHI Semarang memang saat ini merupakan pasien dari RSUP Kariadi, walaupun tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak pasien rumah sakit lainnya untuk menjadi adik binaan RHI Semarang. RHI Semarang tidak memiliki perawat, maka jika ada adik binaan yang membutuhkan penanganan khusus, pihak RHI Semarang dan pendamping siap 24 jam untuk mengantar adik binaan atau memanggil ambulans untuk menuju ke IGD RSUP Kariadi.
Tidak ada batasan waktu bagi para adik binaan untuk tinggal dan menggunakan fasilitas yang diberikan oleh RHI, selama mereka masih menjalankan proses pengobatan dan membutuhkan rumah singgah. RHI Semarang memiliki adik binaan sejak tahun 2017, semenjak RHI membuka cabang kelimanya di Kota Semarang. RHI Semarang pertama kali buka di daerah Pusponjolo, sebelum akhirnya pindah ke Jalan Puspowarno (saat ini). Pada saat di daerah Pusponjolo, RHI Semarang pernah penuh menampung sebanyak 20 adik binaan. Apabila kamar atau kuota sedang penuh, RHI Semarang akan mengarahkan calon adik binaan atau adik binaan untuk berpindah ke rumah singgah lainnya. Setiap satu adik binaan dapat didampingi oleh satu pendamping, namun tidak menutup kemungkinan untuk didampingi oleh dua orang pendamping (misal kedua orang tua adik binaan), tergantung dari kondisi dan kebutuhan adik binaan tersebut.
RHI tidak memiliki syarat apapun bagi masyarakat yang ingin menjadi donatur dan atau volunteer kegiatan. Masyarakat yang ingin menjadi donatur dapat mengirimkan dana ke rekening yang langsung ditujukan ke rekening RHI Pusat, atau memberikan barang dan perlengkapan lainnya ke RHI kota cabang. Apabila RHI cabang kota membutuhkan dana atau benda yang belum dimiliki, maka RHI Pusat akan mengirimkan ke RHI cabang kota tersebut. Seluruh dana dari RHI kota cabang berasal dari RHI Pusat. Apabila hendak melakukan pembelian, RHI kota cabang dapat mengajukan pengajuan dana kepada RHI Pusat, namun apabila pembelian kebutuhan tersebut mendadak dan harus dilakukan saat itu juga, maka semetara waktu RHI kota cabang dapat menggunakan petty cash (kas kecil) yang selanjutnya akan dicatat dan tetap dilaporkan kepada RHI Pusat. Seluruh makanan dan minuman adik binaan diolah di rumah RHI masing-masing (baik RHI Pusat maupun RHI kota cabang) untuk menjaga pola makan dan menjamin mutu kebersihan makanan dan minuman.
RHI Semarang tidak memiliki bagian Humas. RHI hanya memiliki dua pengurus pada setiap cabangnya di Indonesia (koordinator dan pendamping). RHI sangat terbantu apabila ada volunteer yang membantu mengelola beberapa kegiatan, misalnya menjadi volunteer yang mengelola media sosial RHI, publikasi dan sosialisasi, pelaksanaan event, dan hal lainnya yang dapat membuat RHI semakin dikenal oleh masyarakat luas. RHI Semarang pernah memiliki volunteer yang bertugas menjadi humas (mengurus media sosial RHI Semarang), namun yang menjadi permasalahan adalah volunteer tidak bersifat mengikat sehingga cukup sulit untuk melakukan koordinasi lebih lanjut.
RHI Semarang akan melakukan pengajuan program atau kegiatan, namun biasanya akan ada kegiatan undangan dari yayasan, antara lain Hari Jadi RHI, Hari Kanker, dan Hari Anak. Ada juga perayaan hari keagamaan lainnya dan RHI Semarang terkadang membagikan hampers atau donasi untuk tetangga sekitar, misalnya membagikan takjil, membagikan kue keranjang saat Tahun Baru Imlek, dan membagikan hampers Hari Raya Natal. Selain itu, apabila RHI Semarang sedang melaksanakan kegiatan dan terdapat kebutuhan atau konsumsi yang berlebih, maka akan dibagikan kepada tetangga sekitar.
RHI Semarang tidak melakukan kerjasama dengan rumah sakit yang ada di Semarang, namun masyarakat dapat mengenal adanya rumah singgah RHI Semarang dari mulut ke mulut, usaha jemput bola oleh pihak RHI Semarang dan rekomendasi dari para dokter kepada pasien. Jemput bola oleh pihak RHI Semarang dilakukan dengan cara menyebarkan brosur kepada pasien atau keluarga pasien yang ada di RSUP Kariadi. Apabila kapasitas RHI Semarang telah penuh namun ada pasien baru yang hendak mendaftar menjadi adik binaan, maka RHI Semarang akan mengarahkan pasien tersebut ke rumah singgah lain yang ada di Semarang. Walaupun kapasitas RHI Semarang sedang penuh, pihak RHI Semarang tetap membagikan brosur kepada pasien di RSUP Kariadi, agar setidaknya masyarakat yang menerima brosur tersebut dapat memberikan informasi kepada masyarakat lain yang membutuhkan rumah singgah di Semarang.
Program-program atau aktivitas RHI Semarang cenderung mandiri dari yayasan sendiri. RHI Semarang belum pernah mengadakan program-program kerjasama dengan pemerintah atau kelompok lain. Biasanya RHI Semarang melakukan kerjasama dengan organisasi atau komunitas berkaitan dengan dana.
RHI Semarang telah berhasil menyembuhkan banyak anak, namun Om Patrick menyebutkan bahwa penyakit fatalitas tertinggi adalah kanker. Sejak tahun 2017, RHI Semarang telah menerima sebanyak 255 adik binaan. Saat ini ada puluhan adik binaan yang tinggal di RHI Semarang.
Donasi yang diterima oleh RHI Semarang selama ini cenderung lebih banyak berupa barang daripada uang. Barang yang didonasikan misalnya beras, pampers, alat mandi, susu, handuk, bahan memasak, ayunan, dan lain-lain. Sedangkan pengadaan dana telah terjamin oleh RHI Pusat. RHI Semarang menerima apapun bentuk donasi yang diberikan, dan oleh siapapun pemberinya. RHI Semarang tidak pernah mematok jumlah dan usia bagi siapapun yang hendak memberikan donasi. Donatur tidak hanya masyarakat yang telah berpenghasilan, namun para mahasiswa, pelajar, dan komunitas pun juga dapat memberikan donasi kepada RHI Semarang. Sejauh ini, tidak ada tanggapan negatif dari para donatur selama mereka memberikan uang dan barang kepada RHI Semarang. Semenjak tahun 2017 RHI Semarang didirikan, ada beberapa donatur tetap (berjumlah sekitar 10 orang) yang masih melakukan donasi rutin untuk RHI Semarang.
Target RHI Semarang selama 6 bulan ke depan yakni tetap berusaha menyebarkan informasi mengenai RHI Semarang dalam bentuk apapun dan membantu adik binaan untuk sembuh.
RHI Semarang memiliki akun resmi Instagram (@rhisemarang) yang biasanya dikelola oleh para volunteer. Beberapa konten yang dapat diunggah antara lain kisah adik binaan dalam semangat proses penyembuhan, kesembuhan adik binaan, dan adik binaan yang telah tiada. Seluruh konten kisah adik binaan yang diunggah harus mendapatkan izin dan kesediaan dari orang tua dan adik binaan.
Berdasarkan in-depth interview yang dilakukan oleh Jingga Agency bersama Om Patrick, dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama yang dihadapi RHI Semarang adalah kurangnya awareness masyarakat, sehingga RHI Semarang kekurangan tenaga untuk menjadi volunteer.